Kamu kemungkinan berpikir, “Tentu saja, Dia (bisa seoarang rekan atau saudara). Bekerja di industri media tahu butuh kapabilitas menulis.” Ya, kamu sesungguhnya benar. Tapi di dalam praktiknya, kapabilitas menulis adalah skill dasar yang akan terpakai di mana pun, terlepas slot garansi 100 bidang pekerjaan yang kamu geluti dan jabatan yang kamu menempati pas ini.
Blogger
Pengusaha
Karyawan
Pelajar dan mahasiswa
Kemampuan menulis yang jelek sanggup mengakibatkan sebuah pesan tak tersampaikan, ambigu, hingga mengakibatkan instruksi simple jadi rumit dan susah dimengerti. Belum tahu termasuk siapa yang mengatakannya, tapi aku senantiasa ingat bersama dengan kata-kata ini, “A well defined problem is half solved.”
Mendefinisikan masalah adalah satu hal, tapi mengomunikasikan masalah berikut adalah tantangan berat yang aku memandang banyak orang alami tiap hari. Dalam sebuah rapat misalnya, dua pihak sanggup berdebat masalah yang berbeda. Namun mereka tidak tahu sedang mengkaji topik yang sama.
Menulis adalah sebuah bentuk komunikasi yang melukiskan pola pikir atau logika seseorang. Jika orang berikut memiliki cara berpikir yang rumit, maka perihal itu akan tergambarkan baik berasal dari cara ia menulis atau berbicara. Itulah mengapa berlatih menulis, termasuk akan melatih cara berpikir.
Begitu cara berpikir kamu makin tajam (kritis), maka kapabilitas kamu berkomunikasi akan meningkat.
Apa yang akan kamu temukan di sisa postingan ini adalah sebuah wejangan di dalam menulis. Lakukan hal-hal di bawah ini, dan kamu akan terasa menulis bersama dengan lebih baik.
Mulai Dengan Tujuan Utama
Saya umumnya menuliskan apa yang jadi obyek utama saya, dan kemudian mencetaknya bersama dengan huruf tebal. Ini mendukung aku senantiasa fokus slot bet kecil kepada tujuan. Ketika aku sudah cukup panjang menulis, aku akan sesekali memandang ke awal postingan untuk mengingat ulang obyek utama.
Apa yang kudu disampaikan umumnya terdiri berasal dari lebih dari satu kata-kata saja. Namun sering kali kata-kata ini diperpanjang jadi lebih dari satu paragraf hingga mengalihkan fokus pembaca berasal dari pesan utama. Selama Kamu Menulis, Ingat Kembali Tujuan Utama Kamu Dari Waktu ke Waktu. Biarkan Kata Yang Berbicara.
Kebanyakan berasal dari kita hanya menulis apa yang tersedia di asumsi tanpa pikir panjang. Saya sanggup berpendapat bahwa perihal itu saja tak akan cukup. Kita kudu menelaah ulang penentuan kata-kata, dan juga membebaskan kata-kata itu melaksanakan tugas mereka.
Mari kita memandang sebuah contoh.
Seorang manajer menulis email untuk memberikan ketentuan melaksanakan pivot produk yang kudu dilakukan perusahaannya.
“Melakukan pivot terhadap produk kita adalah perihal yang mutlak untuk dilakukan selama pandemi ini. Harapannya adalah kita sanggup bertahan dan bersama melalui jaman yang susah ini.”
Coba bandingkan dengan,
“Melakukan pivot terhadap produk kita sanggup mengakibatkan perbedaan besar. Saya optimistis kita sanggup tumbuh secara berkelanjutan dan juga menstabilkan kondisi perusahaan bersama dengan fokus terhadap produk yang terbukti diperlukan pengguna.”
Saya menghabiskan pas lebih berasal dari 8 menit dan juga melaksanakan 6 kali perombakan untuk menuliskan pesan kedua. Saya yakin dan yakin kamu sanggup mengakibatkan pesan yang memiliki obyek mirip dan apalagi lebih baik lagi, jika kamu menghabiskan cukup waktu. Apa yang aku cobalah sampaikan di sini adalah, menulis sesuatu hanya berdasarkan apa yang tersedia di kepala versus secara sengaja dan hati-hati merancang sebuah pesan sanggup mengakibatkan perbedaan besar.
Sekarang mari kita bedah sedikit perbedaan dua pesan di atas.
Pesan pertama menjelaskan pivot terhadap produk adalah perihal yang penting, tapi tidak diikuti bersama dengan informasi tambahan. Selain itu, penentuan kata “harapan” termasuk terasa tidak cukup menyakinkan.
Pesan ke dua mengambil pendekatan berbeda.
Saya menjelaskan bahwa pivot terhadap produk sanggup slot kakek tua mengakibatkan perbedaan besar. Mengambil pendekatan ini menambahkan pesan bahwa melaksanakan dan tidak melaksanakan pivot memiliki hasil berbeda. Penggunaan kata “optimistis”, “konsisten”, dan “stabil”. Ketiga kata ini memiliki makna lebih mendalam dan berikan ketenangan.